Majelis dan Adab-adabnya


Intisari Pengajian Majelis Taklim An-Nisa'
Denpasar, 13 Maret 2016


Oleh: Ust. Mohammad Mudhar

Bismillah...

1. Adab adalah etika dan kesopanan yang bersifat parsial seperti adab makan, adab bicara dll.
Sedangkan Akhlaq adalah kumpulan dari sekian banyak adab. Pepatah Arab mengatakan, Segala sesuatu jika banyak akan menjadi murah kecuali adab.

2. Majelis adalah tempat kita bertemu dan berkumpul baik untuk bermusyawarah, belajar atau untuk yang lain.
Majelis yang mulia adalah majelis ilmu dan iman. Untuk itu semua majelis harus bernafaskan iman dan ilmu agar tidak menjadi majelis sia-sia.

3. Ukuran kemuliian seseorang disisi Allah SWT tidaklah dilihat dari sisi tempat duduknya di dalam sebuah majelis akan tetapi diukur dengan iman dan ilmunya. Untuk itu kita dianjurkan untuk memuliakan seorang yang beriman dan berilmu.

4. Diantara adab majelis:

a. Niat yang ikhlash.
Niat itu pekerjaan hati yang luar biasa yang sangat menentukan kualitas amal. Niat mempunyai efek yang besar. Dengan niat amal kecil menjadi besar nilainya dan yang besar menjadi kecil.
b. Datang dengan hati yang takut kepada Allah SWT.
Hati adalah wadah yang akan menerima ilmu dan hidayah Allah SWT. Sebelum segala sesuatu kita harus mempersiapkan wadahnya. Jangan sampai wadahnya rusak atau bocor. Hati manusia ada yang terbuka, ada yang tertutup dan ada pula yang tertelungkup. Hati yang baik yang di dalamnya ada rasa takut kepada Allah SWT. Dan pada hati yang takut sajalah peringatan akan berguna
c. Bertujuan mensucikan diri.
Hati yang takut kepada Allah SWT selalu berusaha mensucikan diri. Agar diterima oleh Allah SWT karena Allah SWT tidak akan Menerima kecuali yang suci
d. Tidak melakukan najwa yang dilarang. Najwa yang dilarang adalah berbisik-bisik/berbicara rahasia di majelis dalam rangka melakukan permusuhan, dosa dan perbuatan membangkang kepada pemimpin. Najwa semacam itu pasti perbuatan setan.
QS. Al-Mujadilah:10
e. Meninggalkan perdebatan.
Perdebatan akan menjadikan majelis tidak kondusif, menciptakan permusuhan dan kebencian. Nabi SAW mengingatkan bahwa kaum yang telah mendapat hidayah akan menjadi sesat karena mereka ahli berdebat.
f. Memberikan tempat bagi orang yang datang.
Majelis sangat erat hubungannya dengan hati. orang yang berkenan memberikan tempat kepada pendatang baru, ketahuilah bahwa antara dua orang tersebut, hubungan hatinya baik, tidak ada kebencian dan kedengkian. Keduanya akan dilapangkan dadanya karena mereka melapangkan tempat bagi saudaranya.
QS. Al-Mujadilah: 11
g. Konsentrasi.
Allah SWT tidak menjadikan di dalam diri manusia dua hati. Sehingga fokus manusia hanya kepada satu keadaan. Oleh karenanya ketika dibacakan Al-Quran diperintahkan untuk diam dan mendengarkan. yang dihadirkan di dalam majelis bukan saja jasad, tetapi hati juga dihadirkan, sementara pintu dan sarana penyampai ke dalam hati adalah pendengaran dan penglihatan
h. Bersedekah.
Sedekah banyak mewarnai aktifitas seorang muslim dalam sehari semalam. Shadaqah akan membawa barakah, sehingga ilmu yang kita peroleh akan bermanfaat. Orang tua yang mendapati anaknya sulit menerima pelajaran dan sulit diarahkan banyak-banyaklah bersedekah. Allah SWT akan beri jalan keluar
QS. At-Taghaabun: 15-16
Shaqaqah dilakukan sebelum masuk majelis. Demikian sahabat mempraktekannya. Namun bagi yang tidak mendapati harta untuk disedekahkan tidak menghalanginya untuk hadir dalam majelis.
QS. Al-Mujadilah: 12
i. Tidak meninggalkan majelis sebelum selesai.
Ada orang yang datang ke majelis Nabi SAW kemudian orang tersebut pergi. komentar Nabi terhadap orang tersebut, bahwa dia telah berpaling, maka Allah SWT pun berpaling dari dirinya
j. Meminta izin jika akan keluar dari majelis.
Meminta izin kepada pimpinan saat akan meninggalkan atau tidak akan hadir majelis adalah tanda orang mukmin, meminta izin bagian dari hak seorang pemimpin yang harus dipenuhi.
QS. An-Nur: 62
k. Membaca shalawat.
Majelis yang tidak dibacakan di dalamnya shalawat kepada Nabi SAW maka akan menjadi majelis yang akan membawa kerugian
l. Membaca do'a kafaratul majelis.
Dengan kaffaratul majelis kita berharap menjadi pelebur semua kesalahan yang terjadi di dalam majelis dari perkataan yang tidak benar, menyakitkan perasaan orang dan lain sebagainya
Share on Google Plus

0 komentar:

Posting Komentar