Umar bin Khattab Lemas dan Jatuh Sakit Selama 30 Hari Karena Surat Ini
Sebagian mufassirin menjelaskan bahwa sarana yang dapat digunakan untuk menjadikan al-Qur’an sebagai penambah iman adalah dengan memfungsikan tiga unsur dalam tubuh kita:
Lidah.
Akal.
Hati.
Lidah yang sudah fasih dan lancar membaca al-Qur’an akan lebih mudah berinteraksi dengan al-Qur’an daripada lidah yang masih kaku dan terbata-bata ketika membaca al-Qur’an.
Bagaimana ia akan mentadabburkan kandungannya kalau membaca saja masih belepotan dan susah payah?
Namun bacaan yang sudah baik saja belum jaminan memberi manfaat kepada pembacanya, sehingga akal berfungsi dengan baik yaitu paham terhadap apa yang dibaca. Bukan seperti bacaan bocah kecil yang penting lewat dan mendapatkan lembaran-lembaran yang banyak–tanpa mendiskreditkan jumlah tentunya. Demikian pula pemahaman tanpa didasari oleh ikut sertanya hati ketika membaca, belum memberi manfaat yang optimal kepada pembacanya. Dan hanyalah hati yang bersih dari noda-noda maksiat dan kesombongan yang dapat menyatu dengan ayat-ayat Allah. Jadi, unsur itu harus menyatu.
Imam Ibnu Katsir meriwayatkan sebuah kejadian yang terjadi pada diri Umar bin Khattab. Pada suatu malam, Umar berjalan dengan mengendarai himarnya menyusuri jalan-jalan kota Madinah. Dan sampailah ia di rumah seorang penduduk yang sedang melakukan qiyamullail. Umar berhenti mendengarkan bacaan orang tersebut, yang kebetulan membaca surat At-Thur. Ketika orang tersebut sampai pada ayat ke-7 dan ke-8, mendadak terjadi sesuatu pada Umar.
Badannya serasa tergodam keras. Ia lemas.
Ia mengatakan, “Demi Allah, sumpah itu terjadi.”
Lalu ia terpaku dalam diam. Sangat lama. Dan pulang.
Sampai di rumah ia sakit sebulan, tak diketahui jelas apa penyakitnya. Sementara itu Zubair bin Muth’im ketika mendengar surat yang sama dari Tilawah Rasulullah SAW. ketika sholat Maghrib, beliau merasakan takut yang luar biasa terhadap ancaman itu dan saat itulah ia masuk Islam.
Wallahua’lam.
[Paramuda/BersamaDakwah]
0 komentar:
Posting Komentar