Mendidik dengan Akhlaqul Karimah Menggapai Jannah
Allah SWT berkata dalam QS al-Qalam ayat 4,
وَإِنَّكَ لَعَلى خُلُقٍ عَظِيمٍ
“Dan sesungguhnya engkau (Muhammad), benar-benar berbudi pekerti yang luhur“.
Ayat di atas menggambarkan bagaimana mulianya akhlak Nabi Muhammad SAW, sehingga Allah SWT menyiratkan secara spesifik dalam firman-Nya. Masyarakat dunia, tak terkecuali non-muslim, jika mereka memahami sejarah kehidupan nabi Muhammad SAW, mereka akan menemukan keajaiban dan mengakui begitu dahsyatnya ajaran Islam yang sangat indah telah dicontohkan dengan akhlak Rasulullah SAW. Maka dari itu, tidak mengherankan jika banyak orang kafir berbondong-bondong masuk Islam.
Saat ini, kita sedang dihadapkan dengan musibah besar yang melanda akhlaq pendidikan anak di Indonesia yakni pem-bully-an sesama teman di dalam kelas. Betapa tidak, hampir semua kalangan masyarakat merasa haru dan sedih dengan tingkah laku anak masa sekarang, mereka tega memukul, menendang dan mengeroyok di dalam kelas. Menyebarnya kasus ini, tentunya memiliki dampak negatif, khususnya kalau dilihat oleh anak kecil yang belum cukup umur, karena pada masa itu sebagai fase bagi anak untuk melihat dan menirukan.
Oleh karena itu, kita sebagai orangtua muslim yang bertaqwa kepada Allah yang di dalam hati kita masih tertancap menghujam di dalamnya terdapat energi keimanan, akan merasa takut dan sedih kalau anak kita tertular dan ikut serta menjadi korban akhlaq bejat tersebut. Ia akan berusaha sekuat tenaga membentengi anak dan keluarganya dengan akhlaqul karimah. Sebagaimana Nabi Muhammad mengajarkan akhlak Islam yang mulia dan agung, Berikut kiat-kiat yang menjadi acuan kita dalam menumbuhkan akhlaqul karimah kepada anak.
1. Akhlaqul karimah ditanamkan kepada anak-anak sejak dini sebagai pengajaran utama dalam beraktivitas
Dalam mendidik anak kita boleh memiliki cita-cita dan harapan supaya buah hati kita sukses dalam bidang duniawi. Seperti: menjadi polisi, ahli ekonomi, berprofesi menjadi dokter dan lain sebagainya. Namun sebagai orang tua perlu memperhatikan yang paling utama yaitu penanaman akhlak Islam yang diajarkan sejak dini. Dan jadikanlah al-Qur’an sebagai pedoman dan pegangan dalam mendidik akhlak islam kepada anak-anak.
Jika hal ini dilakukan oleh orangtua maka anak kita akan memiliki kepribadian yang baik dan berakhlaqul karimah. Ia tidak akan durhaka kepada orangtua, ia akan menghormati yang lebih tua dan ia tak akan menghalalkan segala sesuatu dengan berbagai cara. Al-Qur’an yang telah diturunkan sejak 14 tahun yang lalu telah mengajarkan manusia berakidah dan akhlaqul karimah.
2. Akhlaqul karimah sebagai keyakinan yang selalu tertanam dalam hati bagi anak sepanjang masa.
Sesungguhnya akhlaqul karimah bersifat permanen dan mendasar dalam kehidupan sosial. Ia tidak akan pernah termakan oleh zaman maupun luntur karena peradaban, di manapun berada ahklaqul karimah tetpa ada. Al-Qur’an mengajarkan anak untuk berbakti baik kepada orang tua, maka pesan yang baik ini berlaku sepanjang masa. Begitu pula saat al-Qur’an menyatakan jangan mendekati zina, maka nilai ini pun berlaku sampai hari kiamat.
Pada zaman sekarang banyak orang-orang barat yang melakukan propaganda terhadap nilai dan ajaran islam yang dicampuradukkan dengan kebudayaan mereka, tujuan utamanya adalah generasi penerus Islam akan mengalami pemerosotan moral dan akhlak Islam. Contohnya: perbuatan zina di mana-mana, beredarnya minuman khamer, budaya pakaian wanita yang tidak menutup aurat dengan baik dan lain sebagainya. Dengan alasan mengimbangi zaman, sebagian anak-anak kita telah mengikuti budaya yang menyesatkan meskipun itu menurut mereka dipandang baik dalam pergaulan. Kaum Yahudi dalam menghancurkan Islam tidaklah menggunakan senjata canggih maupun tentara yang berperang, namun mereka menggunakan wanita dan minuman keras untuk merusak generasi penerus islam. Usaha yahudi ini lebih dahsyat pengaruhnya dibanding bom atom.
3. Akhlaqul karimah harus diajarkan dengan beribadah atau bermuamalah sampai akhir hayat
Seorang anak jika melakukan sesuatu yang tidak benar, haruslah diingatkan dengan tulus, diperbaiki dengan kasih sayang, dan diberikan contoh yang mendidik, bukan dibiarkan dengan alasan anak telah dididik oleh gurunya di sekolah atau pun merasa percaya diri bahwa anaknya terlahir dari keturunan yang baik maka akhirnya pun akan baik. Rasulullah SAW telah mengajarkan akhlaqul karimah kepada cucu-cucunya sejak masih kecil. Saat makan haruslah menggunakan tangan kanan dan membaca bismillah. Saat mengambil makanan, ambillah makanan yang terdekat. Saat cucu nabi mengambil kurma dari kumpulan zakat, Nabi berkata, ” Taruhlah nak, karena bagi kita tidak halal mengambil zakat/shodaqoh”. Subhanallah, Rasulullah SAW menegur dengan bijak dan tulus dalam hati menghindarkan cucunya dari siksa api neraka.
Ajarkan ia bagaimana tuntunan shalat yang benar, menghormati orang lain yang berbicara, dan ajarkanlah membaca al-Qur’an dengan baik dan benar.
4. Akhlaqul karimah bersifat menyeluruh kepada sang khaliq dan makhluk
Setiap anak mampu belajar dari hal-hal yang terkecil, karena ia sering melihat kemudian menirukan. Sehingga pendidikan akhlak sejak dini sangat penting dan merupakan upaya terhadap anak mampu bersosialisasi terhadap orang lain dengan akhlaqul karimah. Penanaman dan pengembangan pendidikan akhlaqul Karimah dilakukan dimana saja, kapan saja, dan kepada siapa saja. Tidak hanya di masjid saat mengikuti TPA ataupun menunaikan sholat, atau di dalam rumah, namun mendidik akhlaq anak tatkala ia sedang di luar rumah bersama teman-temannya, saat ia akan berumah tangga, atau pun ia telah menjadi orang sukses dalam duniawinya. Dan kapan pun akhlaqul karimah tetap terbawa dalam pribadi anak, saat dia sedang sholat, makan, bersekolah, bermain hingga berbicara dengan yang lebih tua darinya.
5. Akhlaqul karimah harus terjaga dan terpelihara dari lingkungan sekitar
Selalu waspada dan berhati-hati dengan lingkungan dimana anak kita berada. Jagalah lingkungan anak agar ia selalu dekat dengan nilai-nilai islam. Menjadi tanggung jawab orang tua untuk menjaga anak dari pengaruh lingkungan negatif. Misalnya: saat anak mengakses internet, berilah pengertian agar ia tidak terjerembab membuka situs-situs yang merusak moral. Saat anak sudah mulai mengenal lawan jenis, awasilah dan berikan nasihat yang bijak mengenai pergaulan di luar rumahnya, dan lain sebagainya.
“Didiklah anakmu sebagaimana anak-anak Rasulullah, doakanlah anakmu sehingga dewasa kelak mendoakanmu, berikanlah nasehat yang bermanfaat maka ia akan memanfaatkan setiap kebaikan dalam detik kehidupan” (pm)
[bersamadakwah]
0 komentar:
Posting Komentar